Dislipidemia
22 FEBRUARI 2025
Dislipidemia adalah kondisi dimana kadar kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida tidak normal. Dislipidemia dapat disebabkan gaya hidup tidak sehat atau kelainan genetik. Dislipidemia juga sering didapatkan tanpa gejala sampai muncul komplikasi, seperti stroke atau serangan jantung.
Lemak dibutuhkan dalam proses penyerapan vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K), melindungi organ tubuh, dan membentuk hormon. Ada beberapa jenis lemak tubuh yang dikenal, di antaranya adalah kolesterol dan trigliserida. Kadar lemak dapat terlalu tinggi atau rendah.
Dislipidemia yang sering terjadi adalah hiperlipidemia, dimana kadar lipid (lemak) dalam darah terlalu tinggi. Sedangkan, dislipidemia yang jarang terjadi adalah hipolipidemia, dengan kadar lipid dalam darah terlalu rendah. Kadar lemak darah tubuh manusia diukur dalam satuan milligram per desiliter darah (mg/dL). Batas normal kadar lemak darah tubuh manusia:
Kolesterol total: di bawah 200 mg/dL
Kolesterol HDL: di atas 60 mg/dL
Kolesterol LDL: di bawah 100 mg/dL
Trigliserida: di bawah 150 mg/dL
Penderita dislipidemia sering tidak menyadari kadar lipid di dalam darahnya tidak normal. Hal tersebut mengakibatkan banyak penderita yang tidak mendapat penanganan lebih awal.
Penyebab Dislipidemia
Berdasar penyebabnya, dislipidemia terbagi menjadi dua. Yaitu dislipidemia primer dan sekunder. Dislipidemia primer merupakan penyakit keturunan yang terjadi akibat mutasi genetik.
Dislipidemia primer dapat berupa hiperlipidemia familial, hiperkolesterolemia poligenik, atau hiperapobetalipoproteinemia familial.
Sedang dislipidemia sekunder diakibatkan gaya hidup yang tidak sehat atau akibat kondisi tertentu.
Beberapa pola hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami dislipidemia adalah:
Kebiasaan merokok
Konsumsi minuman beralkohol
Jarang olahraga atau melakukan aktivitas fisik
Pola makan tidak sehat, yaitu tingginya asupan makanan tinggi lemak jenuh, serta kurangnya asupan sayur dan buah
Beberapa penyakit atau kondisi yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya dislipidemia adalah:
Diabetes
Hipotiroidisme
Penyakit hati
Penyakit ginjal
Berat badan berlebih atau obesitas
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil KB, antidepresan, dan obat kortikosteroid
Menopause
Gejala Dislipidemia
Dislipidemia sering dijumpai pada kondisi yang tidak menimbulkan gejala pasti. Oleh sebab itu, cara terbaik untuk mengetahui kadar HDL, LDL, dan trigliserida di dalam darah adalah dengan menjalani tes darah profil lemak. Namun demikian pada beberapa kasus, dislipidemia parah juga dapat menimbulkan gejala berupa kemunculan benjolan kuning di sekitar mata dan kelopak mata (xanthelasma).
Lakukan tes skrining profil lemak setiap 1–2 tahun sekali bagi orang dewasa muda dan 1 tahun sekali bagi lansia. Jika hasil tes menunjukkan kadar kolesterol yang tidak sesuai dengan rentang normal, mulailah merubah gaya hidup menjadi gaya hidup yang lebih sehat. Konsumsi rutin Tusyifa Koguda dan Raga 1-2x sehari selama sebulan, kemudian cek profil lemak untuk memantau hasilnya. Jika sudah membaik, konsumsi dapat dikurangi menjadi 2 hari sekali. Cek profil lemak sebulan sekali sampai 3x hasil baik selama 3 bulan berturut-turut. Jika sudah baik, maka cek dapat dilakukan 6 bulan sekali. Jika tetap bagus, maka cek profile lemak dapat dilakukan 1 tahun sekali.
Segera cari pertolongan medis ke IGD di tempat layanan kesehatan terdekat jika mengalami tanda-tanda gawat darurat serangan jantung atau stroke, seperti:
Nyeri dada hebat yang mendadak disertai mual, keringat dingin, dan sesak napas
Salah satu sisi tubuh mengalami kelemahan secara tiba-tiba
Berbicara pelo secara mendadak
Penurunan kesadaran
Penanganan Dislipidemia
Penanganan dislipidemia disesuaikan dengan tingkat keparahan dan jenis lemak yang mengalami kenaikan atau penurunan. Hal utama yang disarankan adalah perubahan gaya hidup, yaitu dengan:
Mengubah pola makan dengan meningkatkan asupan sayuran, buah-buahan, oatmeal, dan biji-bijian
Membatasi konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan tinggi gula
Mencukupi asupan makanan yang mengandung omega-3
Meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga setidaknya selama 30 menit setiap hari
Menghindari konsumsi minuman beralkohol
Berhenti merokok
Konsumsi rutin Tusyifa Koguda dan Raga 1-2x sehari selama sebulan
Konsultasi ke tenaga kesehatan jika kadar lemak darah terlalu tinggi
Komplikasi Dislipidemia
Dislipidemia yang tidak diobati dapat menyebabkan penumpukan lemak di dinding pembuluh darah atau aterosklerosis. Jika dibiarkan, aterosklerosis lama-kelamaan berisiko menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti:
Serangan jantung
Stroke
Penyakit jantung koroner
Penyakit arteri perifer
Pencegahan Dislipidemia
Dislipidemia sekunder dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
Berhenti merokok
Berolahraga rutin dan melakukan aktivitas fisik
Memenuhi kebutuhan tidur dan beristirahat
Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang
Membatasi makan makanan yang berlemak jenuh
Mengelola stres dengan baik
Menjaga berat badan ideal
Semoga bermanfaat 🙏🏻