HIPERTENSI
17 November 2024
PENGERTIAN: Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah meningkat di atas normal (lebih dari 130/80 mmHg)
Kondisi ini dapat terjadi selama bertahun-tahun tanpa disadari penderita. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian. Istilah tekanan darah sendiri dapat digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama. Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja. Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri.
Hipertensi dapat diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini sebaiknya dilakukan minimal 2 minggu sekali, terutama orang dewasa. Pembacaan tekanan darah dilakukan dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).
Hasil pemeriksaan akan terbagi menjadi dua angka, yaitu:
- Angka pertama disebut sistolik, tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak
- Angka kedua disebut diastolik, tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik dari pengukuran selama dua kali berturut-turut memperlihatkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, dan/atau angka tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90 mmHg.
Hipertensi ada beberapa jenis, yaitu:
Hipertensi primer adalah kondisi terjadi peningkatan tekanan darah tanpa adanya penyakit lain yang mendasari. Terjadi pada ±90% penderita. Penyebabnya sering tidak dapat diidentifikasi. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan.
Hipertensi sekunder adalah kondisi terjadi peningkatan tekanan darah dengan adanya riwayat penyakit lain yang dapat mendasarinya. Terjadi pada 5-10% penderita. Kondisi ini sering muncul mendadak dan menyebabkan tekanan darah yang lebih tinggi daripada hipertensi primer. Beberapa kondisi dan obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi tipe ini antara lain:
- Obstruktif sleep apnea (OSA), henti napas obstruktif saat tidur
- Masalah/penyakit ginjal
- Tumor kelenjar adrenal
- Masalah tiroid
- Gangguan endokrin
- Cacat bawaan/gangguan pembuluh darah
- Efek samping obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas
- Efek samping penggunaan obat-obatan terlarang
Hipertensi gestasional/kehamilan adalah kondisi naiknya tekanan darah yang diderita pertama kali ketika hamil. Namun tidak ditemukan adanya protein pada urine (proteinuria). Kondisi ini umumnya muncul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu. Kondisi hipertensi gestasional dapat hilang dalam 3 bulan pasca-persalinan. Faktor-faktor berikut dapat menjadi sebab timbulnya kondisi ini:
- Kerusakan pembuluh darah plasenta
- Masalah pada sistem imun ibu, perubahan selama masa kehamilan dapat mempengaruhi pembuluh darah dan berakibat hipertensi.
- Riwayat penyakit hipertensi sebelum kehamilan atau riwayat keluarga dengan hipertensi
- Usia hamil yang lebih dari 35 tahun
- Obesitas sebelum hamil atau kenaikan berat badan yang signifikan selama kehamilan
- Kehamilan multiple/kembar atau lebih
- Riwayat kehamilan sebelumnya pernah mengalami hipertensi gestasional
- Kerusakan/kelainan pembuluh darah sebelum kehamilan
Hipertensi kehamilan perlu dipantau dan dikelola dengan baik oleh tenaga medis. Jika memiliki risiko atau gejala hipertensi gestasional, penting untuk teratur konsultasi dengan dokter agar mendapat pengelolaan yang tepat.
Risiko mengalami hipertensi berbanding lurus dengan usia. Faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan terjadinya hipertensi adalah:
- Usia di atas 65 tahun
- Sering konsumsi makanan tinggi garam secara berlebihan
- Alami kelebihan berat badan atau obesitas
- Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
- Kurang konsumsi buah dan sayur
- Tidak aktif secara fisik atau jarang olahraga
- Konsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein
- Kebiasaan merokok
- Banyak konsumsi minuman beralkohol
- Stres
- Kondisi penyakit kronis tertentu, seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea
- Kehamilan sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya
Jika hipertensi terjadi pada anak-anak, biasanya disebabkan masalah pada ginjal atau jantung. Pengaruh gaya hidup yang buruk juga semakin memperparah penyakit ini. Meski demikian, kita dapat menurunkan atau bahkan mencegah risiko terjadinya hipertensi dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan mengatur pola makan sehat. Pemenuhan asupan gizi agar tetap sehat, konsumsi air putih yang cukup, dan olahraga teratur. Dapat dilengkapi dengan konsumsi suplemen, vitamin atau ramuan (Tusyifa Raga dan Tusyifa Abato, masing-masing cukup 2x seminggu) agar kesehatan tubuh terjaga.
Hipertensi dapat tanpa gejala. Pada beberapa orang dengan tekanan darah yang sangat tinggi dapat muncul gejala, meski tidak spesifik dan baru muncul jika tekanan darah terlalu tinggi yang dapat mengancam nyawa. Seseorang penderita hipertensi akan merasakan beberapa gejala, antara lain:
- Sakit kepala
- Mimisan
- Masalah penglihatan
- Nyeri dada
- Telinga berdengung
- Sesak napas
- Aritmia (denyut jantung tidak teratur)
Gejala hipertensi berat:
- Kelelahan
- Mual dan/atau muntah
- Kebingungan
- Merasa cemas
- Nyeri pada dada
- Tremor otot
- Ada darah dalam urine
Diagnosis Hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah. Pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum, yakni:
Tekanan darah normal. Tekanan darah dikatakan normal jika di bawah 120/80 mmHg
Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120-139 mmHg, atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80-89 mmHg. Prahipertensi cenderung memburuk dari waktu ke waktu.
Hipertensi tahap satu adalah tekanan sistolik berkisar 140-159 mm Hg, atau tekanan diastolik berkisar 90-99 mm Hg.
Hipertensi tahap dua tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mm Hg atau lebih tinggi.
Sebaiknya dilakukan 2-3 kali pembacaan tekanan darah, masing-masing pada 3 atau lebih pertemuan terpisah sebelum mendiagnosis seseorang terkena hipertensi. Hal ini karena tekanan darah cenderung bervariasi sepanjang hari. Selain di tempat layanan kesehatan, sebaiknya juga dicatat tekanan darah di rumah dan di tempat kerja sebagai informasi tambahan kepada tenaga kesehatan yang memeriksa.
Cara mengatasi/mencegah hipertensi yang utama adalah dengan merubah gaya hidup, di antaranya:
- Menjaga pola hidup sehat
- Mengurangi asupan garam
- Konsumsi air putih, minimal 6-8 gelas (1,5-2 liter) sehari
- Perbanyak konsumsi buah dengan kandungan air yang tinggi, seperti: timun, belimbing, semangka dll
- Olahraga teratur
- Menurunkan kegemukan dan menjaga berat badan ideal
- Berhenti merokok
- Obat diberikan jika tidak ada perubahan setelah modifikasi gaya hidup, sesuai rekomendasi dokter
- Sebaik mungkin menangani penyakit lain yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
Konsumsi ramuan tusyifa secara berkala agar badan tidak mudah terasa kaku dan pegal linu seminggu 1-2 kali. Baik Tusyifa Abato, Tusyifa Raga atau pun Tusyifa Lara.
Demikian juga dengan Tusyifa Koguda agar kadar lemak darah dan gula darah dapat terjaga