DIARE
22 November 2024
Diare adalah keluhan buang air besar encer atau berair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari. Diare sering disebabkan konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Meski dapat sembuh dengan perawatan mandiri, diare kadang perlu ditangani dokter.
Diare dapat terjadi akibat jajan sembarangan, salah satunya konsumsi kuliner kaki lima/pinggir jalan. Meski disukai banyak orang, kuliner kaki lima/pinggir jalan acapkali tidak terjamin kebersihannya. Hal yang paling sering adalah karena ditempatkan tanpa tutup sehingga mudah/berpotensi terpapar debu atau kotoran. Akibatnya, orang dapat diare setelah makan jajanan pinggir jalan.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama pada bayi dan anak-anak. Diare umumnya berlangsung tidak lebih dari 14 hari (diare akut). Pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis).
Diare umumnya tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, diare yang tidak kunjung membaik atau malah memburuk dapat menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit, hingga kerusakan ginjal.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari infeksi, keracunan makanan, alergi makanan, atau penyakit lain yang dapat memicu terjadinya diare. Berikut ini adalah contoh-contoh penyebab diare:
· Infeksi virus, seperti rotavirus, ditandai dengan diare berair dan biasanya terjadi pada anak-anak. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan adalah konsumsi pisang (raja-mas) dan yoghurt atau probiotik. Ramuan Tusyifa 3311 Sana atau Tusyifa Rela 2-3x sehari ditambah garam (seperti membuat oralit), juga dapat membantu kondisi tersebut
· Infeksi bakteri Campylobacter dan Escherichia coli, sering disebut dengan keracunan makanan, disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak dimasak sampai matang. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan adalah masih sama seperti pertolongan di atas
· Infeksi bakteri Clostridium difficile, ditandai dengan diare berair dan kram perut setelah konsumsi antibiotik. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan masih sama seperti pertolongan di atas, ditambah konsumsi Tusyifa Lara 1x sehari selama 3-5 hari
· Infeksi bakteri Salmonella, sering terjadi akibat konsumsi daging kurang matang, terutama daging ayam, dan telur mentah atau setengah matang. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan masih sama seperti pertolongan di atas, ditambah konsumsiTusyifa Lara 1x sehari selama ±15 hari
· Amebiasis dan infeksi bakteri Shigella, ditandai dengan tinja bau amis, berdarah, atau berlendir. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan masih sama seperti pertolongan di atas, ditambah konsumsi Tusyifa Abato 1x sehari selama 7-10 hari
· Infeksi Cryptosporidium (kriptosporidiosis), terjadi setelah meminum atau tidak sengaja menelan air yang terkontaminasi dan tidak dimasak. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan masih sama seperti pertolongan di atas, ditambah konsumsi Tusyifa Abato 1x sehari selama 7-10 hari
· Alergi makanan, ditandai dengan diare beberapa menit atau maksimal 2 jam setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan adalah konsumsi norit tablet sesuai petunjuk (±6 tablet), sebaiknya digerus dulu. Atau konsumsi arang (yg bagus arang batok kelapa, jika tidak ada, dapat memakai sembarang arang) yg digerus dulu. Kemudian konsumsi minum 3-4 gelas. Konsumsi Tusyifa Rela 2x sehari selama 7-10 hari agar kondisi usus segera pulih
· Intoleransi laktosa, umumnya disertai kembung, feses berbau asam, serta anus perih atau kemerahan setelah konsumsi makanan dengan kandungan susu. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan masih sama seperti pertolongan di atas. Selanjutnya konsumsi Tusyifa Rela 2x sehari selama 7-10 hari agar kondisi usus segera pulih
· Sindrom malabsorbsi, ditandai dengan diare kronis yang berbau menyengat dan berat badan menurun. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan konsumsi Tusyifa SLII 1-2x sehari selama sebulan dan konsumsi Tusyifa Rela 1x sehari selama 4-6 bulan
· Radang usus, dapat disertai dengan sakit perut, sering mulas, dan diare dengan darah atau lendir. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan adalah konsumsi Tusyifa Rela 2-3x sehari dan Tusyifa Abato 1x sehari selama 3-5 hari
· Irritable Bowel Syndrome (IBS), ditandai dengan BAB cair, serta kram perut yang hilang timbul dan membaik setelah buang air besar. Pertolongan di rumah yang dapat dilakukan konsumsi Tusyifa Rela 2x sehari selama ±15 hari
· Efek samping terapi medis, seperti kemoterapi, radioterapi, atau operasi. Rutinkan konsumsi Tusyifa Rela dan Abato pada kondisi tersebut agar saluran cerna segera membaik
· Penyakit lain, seperti hepatitis atau kanker usus besar
Gejala utama diare adalah buang air besar dengan tinja encer atau berair yang terjadi lebih dari 3 kali sehari. Keluhan lain yang dialami penderita diare adalah:
Perut kembung
Tidak mampu menahan keinginan buang air besar
Perut mulas
Mual atau muntah
Demam
Tinja berlendir atau berdarah
Diare parah dan tidak segera ditangani dapat menyebabkan dehidrasi. Gejala-gejala yang menunjukkan penderita mengalami dehidrasi adalah:
· Pusing
· Rasa sangat haus
· Buang air kecil menjadi sedikit atau jarang
· Urine berwarna gelap
· Mulut atau kulit kering
· Lemas
Pada bayi dan anak-anak, dehidrasi juga bisa dikenali dari gejala-gejala berikut:
Lebih rewel dari biasanya
Air mata berkurang saat menangis
Tidak ada urine pada popok selama 3 jam atau lebih
Mulut dan lidah kering
Mata, perut, dan pipi yang terlihat cekung
Lemas jika dehidrasi sudah berat
Diare umumnya tidak berbahaya dan dapat diobati dengan penanganan mandiri di rumah. Namun, jika diare memburuk atau berlangsung lebih dari 2 hari pada orang dewasa, atau lebih dari 24 jam pada anak-anak. Segera ke layanan kesehatan terdekat jika mengalami diare yang disertai:
o Tanda-tanda dehidrasi
o Demam lebih dari 39°C
o Muntah berkali-kali
o Darah atau nanah pada tinja
o Tinja berwarna hitam dan lembek
o Sakit parah di perut dan dubur
Dokter atau petugas kesehatan lebih dulu akan menanyakan gejala, riwayat penyakit, dan pengobatan yang sedang dijalani pasien. Diare akut umumnya disebabkan keracunan makanan (infeksi), alergi makanan, atau intoleransi. Diare akibat keracunan makanan dan intoleransi laktosa dapat didiagnosis dari gejala dan riwayat makanan yang dikonsumsi pasien. Bila perlu, akan diuji sampel feses. Jika diduga akibat alergi makanan perlu dipastikan dengan tes alergi. Diare kronis memerlukan lebih banyak pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebabnya.
Pada sebagian besar kasus, diare tanpa gejala berat dapat ditangani secara mandiri di rumah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
Jaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi. Cairan yang diberikan disesuaikan dengan usia, misalnya ASI, oralit, jus, dan air putih
Konsumsi makanan lunak dan banyak air, misalnya sop atau bubur
Konsumsilah suplemen makanan, seperti probiotik yang mengandung Lactobacillus acidophilus (misal; yoghurt), terutama bila diare terjadi karena efek samping antibiotik
Hindari konsumsi yoghurt jika mengalami diare karena intoleransi laktosa
Jangan konsumsi makanan tinggi lemak, berserat, atau memiliki rasa pedas
Komplikasi diare, jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, yaitu:
Dehidrasi berat
Pingsan
Kerusakan organ, seperti gagal ginjal akut
Syok hipovolemik
Hipokalemia
Prolaps rektum
Kekurangan bikarbonat darah, yang dapat menyebabkan asidosis metabolik
Hipomagnesemia, yang bisa mengakibatkan kram otot hingga kejang
Pencegahan diare dapat dilakukan dengan menerapkan kebiasaan hidup bersih melalui cara-cara berikut:
Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum dan setelah makan, serta sesudah menggunakan toilet
Mencuci buah dan sayur, serta mengolah bahan makanan, seperti daging sampai benar-benar matang
Tidak mengonsumsi makanan atau minum air yang belum dimasak sampai matang
Memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama bagi bayi, guna membantu membentuk antibodi dalam melawan mikroorganisme penyebab diare
Menjalani vaksinasi rotavirus, untuk melindungi bayi dari serangan virus yang paling umum menyebabkan diare
Semoga bermanfaat
🙏🏻🙏🏻