TIPES
12 November 2024
Sebutan lain adalah demam tifoid, merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini dapat mempengaruhi banyak organ dalam tubuh, dan berpotensi mengakibatkan komplikasi serius jika tidak segera diobati. Tanpa pengobatan yang cepat, dapat berakibat fatal.
Bakteri Salmonella typhi terdiri dari 3 jenis, yaitu Salmonella paratyphi A, B, atau C. Masa inkubasi berlangsung antara 3 hingga 60 hari, tergantung kondisi orang yang terkena. Penularan terjadi melalui kontak dengan kotoran yang mengandung bakteri tersebut, seperti saat konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh lalat yang membawa bakteri tersebut.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena tipes adalah:
Tinggal di daerah dengan sanitasi buruk dan akses terbatas ke air bersih
Bekerja di daerah atau melakukan perjalanan ke daerah yang sering terjadi tipes
Usia anak-anak rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang
Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau baru saja terinfeksi tipes
Mengonsumsi air atau makanan yang tercemar oleh kotoran yang mengandung Salmonella typhi
Gejala demam tipes bervariasi, beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
Demam yang berlangsung lebih dari seminggu dan tidak merespon terhadap obat penurun panas
Demam dapat meningkat secara bertahap setiap harinya dan berlangsung hingga 3 minggu jika tidak diobati
Kelelahan yang berlebihan
Sakit kepala
Nyeri pada persendian dan otot
Perut terasa kembung atau nyeri
Diare atau sulit buang air besar
Mual dan muntah
Batuk
Penurunan berat badan atau nafsu makan
Gelisah
Diagnosis demam tipes dapat ditegakkan melalui hal–hal berikut:
Anamnesa tentang riwayat gejala dan faktor risiko yang dialami pasien
Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda seperti lidah kotor, pembesaran organ dalam tubuh, dan ruam di kulit. Suhu tubuh dan tanda vital lainnya juga akan diperiksa
Juga dilakukan pemeriksaan laboratorium:
Uji Widal, digunakan untuk mendeteksi adanya aglutinin serum pada darah pasien yang menunjukkan infeksi demam tifoid
Uji antibodi Salmonella typhi, dilakukan untuk mendeteksi antibodi IgG dan IgM terhadap bakteri Salmonella typhi dalam darah pasien
Pemeriksaan kultur darah dan PCR, merupakan metode yang definitif untuk mengidentifikasi bakteri penyebab demam tifoid. Namun, biasanya hanya dilakukan dalam kasus yang lebih kompleks atau sulit didiagnosis
Jika seseorang diduga terkena demam tifoid, disarankan untuk segera mencari pengobatan dari dokter. Pasien tipes dewasa dapat ditangani oleh dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam, sementara pasien anak-anak dapat ditangani oleh dokter spesialis anak.
Pengobatan demam tifoid atau tipes umumnya meliputi:
Istirahat yang cukup
Asupan nutrisi yang sesuai, termasuk melalui cairan infus jika sulit makan karena mual dan muntah
Pemberian antibiotik sesuai anjuran dokter, dipilih berdasar tingkat keparahan penyakit dan sensitivitas individu terhadap antibiotik tersebut
Obat penurun demam
Obat untuk mengatasi gejala lain seperti mual, muntah, nyeri perut, dan gangguan pencernaan
Pencegahan merupakan langkah terbaik untuk menghindari demam tifoid atau tipes. Beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
Menghindari daerah dengan tingkat infeksi tipes yang tinggi
Menjaga kebersihan sanitasi di lingkungan sekitar
Menghindari konsumsi makanan yang tidak higienis
Menghindari makanan mentah
Selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan toilet
Mendapatkan vaksinasi yang disarankan
Jika tidak ditangani dengan baik, demam tifoid dapat menyebabkan komplikasi serius pada sistem pencernaan, hati, jantung, dan sistem saraf. Dua komplikasi yang umum terjadi adalah pendarahan internal dalam sistem pencernaan dan perforasi usus yang dapat menyebabkan infeksi menyebar ke jaringan di sekitarnya. Komplikasi lainnya termasuk hepatitis, kolesistitis, miokarditis, syok, ensefalopati, pneumonia, dan anemia.
“Berdasarkan hewan yang menyebarkan bakteri, jenis tifus dapat dibagi menjadi tiga yaitu tipes epidemik, endemik, dan scrub. Ketiga jenis tipes tersebut dapat menimbulkan gejala tambahan yang berbeda.” Tipes adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri rickettsia atau orientia. Ini merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia oleh hewan pembawa infeksi, dan pembawa bakteri tersebut yang khas adalah kutu, tungau, atau caplak.
Kutu, tungau, dan caplak adalah jenis hewan invertebrata yang dikenal dengan arthropoda. Ketika arthropoda pembawa bakteri rickettsia menggigit seseorang, orang tersebut dapat mengidap tipes. Berdasarkan jenis hewan yang menggigit, ada beberapa jenis tipes yang dapat terjadi. Masing-masing jenis pun bisa menimbulkan gejala yang berbeda.
Jenis Tipes, yaitu:
1. Tipes Epidemik
Jenis ini jarang terjadi dan disebabkan oleh Rickettsia prowazekii. Arthropoda yang menjadi pembawa bakteri tersebut adalah kutu badan, dan kemungkinan juga caplak. Tipes epidemik biasanya lebih sering terjadi di daerah yang padat penduduk dan memiliki sanitasi yang buruk, yang memungkinkan kutu untuk berkembang.
2. Tipes Endemik atau Murine
Jenis ini disebabkan oleh Rickettsia typhi dan dibawa oleh kutu tikus atau kutu kucing. Jadi, tipes endemik dapat ditularkan oleh kutu ke manusia bila kutu tersebut menggigit hewan yang terinfeksi, terutama tikus. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan paling sering terjadi pada orang-orang yang berhubungan dekat dengan tikus.
3. Scrub Tipes
Jenis ini disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi dan dibawa oleh kutu atau pinjal kucing ketika mereka masih menjadi larva. Jenis tipes ini lebih banyak ditemukan di Asia, Australia, Papua Nugini, dan Kepulauan Pasifik. Tifus jenis ini juga disebut penyakit tsutsugamushi.
Cara Penularan:
Arthropoda seperti kutu, tungau, atau caplak dapat menjadi pembawa bakteri tipes ketika mereka memakan darah orang yang terinfeksi (tipes epidemik) atau hewan pengerat yang terinfeksi. Saat terjadi kontak dengan arthropoda pembawa bakteri ini, misalnya dengan tidur di sprei yang ada kutu, maka seseorang dapat terinfeksi tipes. Selain itu, ada beberapa cara untuk dapat terinfeksi penyakit ini, yaitu:
Gigitan kutu pembawa secara langsung ke kulit manusia
Melalui kotoran kutu, terjadi bila seseorang menggaruk kulit di area tempat kutu atau tungau makan, bakteri dalam kotorannya dapat masuk ke aliran darah melalui luka kecil di kulit
Gejala tipes biasanya mulai muncul antara 10 hari hingga 2 minggu setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Ketiga jenis tipes di atas menimbulkan gejala yang kurang lebih mirip. Gejala yang umum, antara lain:
Meriang
Demam
Sakit kepala
Nyeri otot, seperti yang dialami saat flu
Ruam beberapa hari setelah gejala lain dimulai
Namun, juga ditemukan beberapa gejala tambahan berbeda yang mungkin dapat terjadi pada tiap jenis tipes. Pada tipes epidemik, mungkin juga mengalami gejala, seperti:
Kebingungan, pada kondisi kronis dapat menunjukkan gejala psikosis. Di masa lalu (sebelum ditemukan antibiotik), banyak penderita tipes kronis yang dipasung, karena dianggap menderita penyakit jiwa
Batuk
Napas menjadi cepat
Mual
Muntah
Sedang pada tipes endemik, gejala tambahan yang terjadi, antara lain:
Batuk
Kurang nafsu makan
Mual
Sakit perut
Muntah
Gejala tambahan pada scrub tipes, antara lain:
Kebingungan atau gangguan mental lainnya
Keropeng gelap di area tempat tungau menggigit
Pembengkakan kelenjar getah bening
Jika mengalami gejala tipes seperti yang disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter agar mendapat pengobatan yang tepat.
Konsumsi ramuan TUSYIFA yang dapat membantu mempercepat pemulihan kondisi tersebut adalah:
Tusyifa Rela 2x sehari dan Tusyifa Abato 1x sehari. Konsumsi selama 2 minggu.
Kemudian dilanjutkan konsumsi Tusyifa Rela-Raga 1x sehari sampai 2 bulan berikutnya, agar saluran cerna dapat segera membaik setelah mengalami kerusakan akibat bakteri tipes ini.