CHIKUNGUNYA
17 Januari 2025
Chikungunya merupakan penyakit virus yang menjadi perhatian global, terutama daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Penyakit yang cukup banyak terjadi ini disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk terutama Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Penyakit ini sering disalahartikan sebagai penyakit demam berdarah karena gejala yang mirip. Namun, terdapat karakteristik yang membedakan, terutama nyeri sendi yang hebat dan berkepanjangan. Memahami ckikungunya adalah kunci untuk melindungi diri dan keluarga dari dampak penyakit yang dapat melumpuhkan aktivitas sehari-hari.
Chikungunya disebabkan virus chikungunya, yang termasuk dalam keluarga virus Togaviridae dan Genus Alphavirus . Virus ini menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Gejala mulai muncul 2 hingga 7 hari setelah seseorang digigit nyamuk yang terinfeksi virus.
Gejala:
Demam Tinggi. Suhu tubuh dapat naik tiba-tiba sampai lebih dari 39°C dan dapat berlangsung selama beberapa hari.
Nyeri Sendi Parah. Nyeri ini sering sangat hebat, terutama di sendi tangan dan kaki, tidak jarang sampai lumpuh dan sulit bergerak. Nyeri sendi dapat bertahan selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Sakit Kepala. Penderita juga sering mengalami sakit kepala yang kuat
Nyeri Otot. Selain nyeri sendi, sering juga disertai nyeri otot.
Pembengkakan Sendi. Sebagian orang dapat mengalami pembengkakan di area sendi yang sakit.
Ruam Kulit. Ruam merah sering muncul di berbagai bagian tubuh.
Kelelahan. Penderita akan merasa sangat lelah dan lemah, sehingga menyebabkan kesulitan melakukan aktivitas harian seperti biasa
Mual dan Muntah. Sebagian orang dapat mengalami mual dan muntah.
Gejala-gejala ini sangat menggangu dan melemahkan, tetapi umumnya tidak mengancam nyawa. Namun demikian, nyeri sendi dapat berlangsung lama dan akan mempengaruhi kualitas hidup penderita.
Penularan terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi virus chikungunya.
Gigitan Nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah pembawa virus chikungunya. Ketika nyamuk menggigit orang untuk mengambil darah sebagai makanannya, virus chikungunya dari nyamuk yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang melalui gigitan tersebut.
Penyebaran Virus. Setelah virus chikungunya masuk ke dalam tubuh seseorang, virus mulai berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Proses ini menyebabkan terjadinya infeksi virus dan muncul gejala penyakit
Tidak menular secara Langsung. Penting untuk diketahui bahwa chikungunya tidak menular melalui kontak Langsung dari manusia ke manusia. Jadi penderita virus ini tidak menularkan penyakit kepada orang lain melalui sentuhan atau bersin
Peran Nyamuk. Nyamuk Aedes memainkan peran penting dalam penularan chikungunya. Nyamuk yang menggigit penderita virus dapat menyebarkan virus ke orang lain ketika mereka menggigit orang tersebut.
Habitat Nyamuk. Nyamuk Aedes cenderung hidup di lingkungan dengan banyak air tergenang, seperti bak mandi yang tidak ditutup, genangan air hujan, atau pot bunga yang terisi air. Oleh karenanya, lingkungan yang bersih dan bebas dari tempat seperti ini dapat membantu mengurangi risiko terkena chikungunya dengan mengurangi populasi nyamuk
Langkah pencegahan yang dapat mengurangi risiko terkena chikungunya;
Hindari Gigitan Nyamuk. Menggunakan obat anti- nyamuk atau lotion yang mengandung DEET saat berada di daerah yang berpotensi memiliki nyamuk pembawa virus chikungunya
Gunakan Kelambu. Tidur di bawah kelambu atau menggunakan kelambu di sekitar tempat tidur, terutama di daerah yang banyak nyamuk
Pakaian Pelindung Mengenakan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh, seperti lengan panjang dan celana panjang
Hindari Genangan Air. Hindari tempat-tempat yang memiliki air tergenang, seperti bak mandi yang tidak tertutup, genangan air hujan, atau pot bunga yang terisi air.
Perbaiki Jendela dan Pintu. Memasang kawat kasa atau jaring pada jendela dan pintu rumah agar nyamuk tidak mudah masuk ke rumah
Bersihkan Lingkungan. Menghilangkan tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk, seperti botol bekas atau ban bekas yang mengumpulkan air hujan, agar populasi nyamuk berkurang
Berhati-hati saat bepergian. Jika bepergian ke tempat yang memiliki kasus chikungunya, sebaiknya dilakukan antisipasi untuk mencegah, seperti menggunakan obat anti-nyamuk dan mengenakan pakaian pelindung.
Langkah-langkah pencegahan ini, dapat membantu melindungi diri sendiri dan keluarga dari risiko terkena chikungunya dan mengurangi penyebaran penyakit ini di masyarakat. Jika berada di daerah dengan kasus chikungunya, sebaiknya konsumsi rutin Tusyifa Raga 1x sehari dan Tusyifa Abato 2x seminggu.