PANKREAS

Yogyakarta, 21 Oktober 2024

Pankreas merupakan organ yang terletak pada bagian atas belakang rongga perut dengan ukuran panjang sekitar 12 cm hingga 18 cm. Seperti organ tubuh lain, organ ini juga dapat mengalami masalah kesehatan. Jika kerja pankreas terganggu atau mengalami kerusakan, tentu akan muncul masalah pada sistem pencernaan dan gangguan kesehatan lain. Pankreas sehat akan menghasilkan bahan kimia dalam jumlah dan waktu yang tepat untuk mencerna makanan yang dikonsumsi. Fungsi pankreas terbagi menjadi dua, yaitu fungsi Eksokrin dan Endokrin.

1.  Fungsi EKSOKRIN

Kelenjar eksokrin juga terdapat pada banyak area tubuh lain, seperti kelenjar keringat pada kulit, kelenjar eksokrin pada lambung dan usus, dan kelenjar air liur pada mulut. Kelenjar eksokrin pankreas berperan memproduksi enzim pencernaan yang bermuara di saluran cerna. Fungsi masing-masing enzim pankreas:

Lipase. Enzim ini bekerja sama dengan cairan empedu untuk memecah lemak dalam makanan. Jika lipase tubuh tidak mencukupi, tubuh kesulitan menyerap lemak dan vitamin penting yang larut lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K.

Protease. Enzim ini memecah protein dalam makanan dan membantu melindungi pencernaan dari kuman (karena mengandung protein) yang mungkin hidup pada usus. Protein yang tidak tercerna dapat mengakibatkan reaksi alergi pada sebagian orang.

Amilase. Enzim ini mengurai pati/karbohidrat menjadi gula yang selanjutnya akan menjadi energi untuk tubuh. Jika amilase tubuh tidak cukup, seseorang dapat mengalami diare akibat karbohidrat yang tidak tercerna. Saat makanan masuk ke perut, cairan pankreas akan dilepaskan ke sistem saluran yang berakhir pada saluran pankreas utama (duktus). Duktus pankreas dan saluran empedu bergabung membentuk ampula Vater yang terletak pada bagian awal usus kecil (duodenum/usus 12 jari). Cairan pankreas dan empedu yang keluar di duodenum akan membantu tubuh dalam mencerna lemak, karbohidrat, dan protein.

2.  Fungsi ENDOKRIN

Komponen endokrin pankreas terdiri dari sel pulau kecil (pulau Langerhans) yang membuat dan melepaskan hormon penting ke aliran darah. Dua hormon utama adalah insulin dan glukagon. Insulin bertindak menurunkan gula darah sedang glukagon bertugas meningkatkan gula darah. Menjaga kadar gula darah tetap seimbang menjadi hal yang sangat penting untuk fungsi organ utama, termasuk otak, hati, dan ginjal.

Insulin. Hormon ini terbentuk dalam sel pankreas bernama sel Beta. Terbentuk dari sekitar 75% dari sel hormon pankreas. Tanpa insulin yang cukup, kadar gula dalam darah dapat meningkat yang mungkin menjadi penyakit kencing manis atau diabetes.

Glukagon. Sel Alfa terbentuk dari sekitar 20% sel pada pankreas, salah satunya menghasilkan glukagon. Jika gula darah terlalu rendah, glukagon akan membantu meningkatkan dengan cara mengirimkan pesan ke organ hati untuk melepaskan cadangan gula yang tersimpan, glukagon mempengaruhi kinerja Lisosom. Lisosom inilah yang memunculkan istilah autofagi pada tahun 1963. Penemu lisosom (De Duve) sendiri akhirnya memperoleh hadiah Nobel.

Gastrin dan Amylin. Gastrin terbentuk pada sel G dalam perut, tetapi beberapa juga dibuat dalam pankreas. Hormon ini merangsang perut untuk membuat asam lambung. Sedangkan amylin terbentuk dalam sel Beta dan berfungsi untuk membantu mengontrol nafsu makan serta pengosongan perut.

Masalah Kesehatan pada Pankreas

Pankreas sehat akan dapat membuat hormon dan enzim dalam waktu dan jumlah yang sesuai ketika makan. Namun, jika terjadi gangguan fungsi, maka organ ini tidak dapat membuat enzim untuk pencernaan atau hormon insulin secara optimal. Kondisi ini dapat berakibat munculnya beberapa gangguan kesehatan, termasuk penyakit kencing manis dan intoleransi makanan. Selain itu, kelainan yang terjadi dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti penurunan berat badan, nafsu makan berkurang, mual, muntah, diare, dan feses yang berlemak.

Adapun masalah kesehatan yang mungkin terjadi, antara lain;

Pankreatitis, merupakan peradangan yang mengakibatkan kerusakan sel-sel pankreas, sehingga tidak dapat berfungsi optimal. Penyebabnya diperkirakan karena infeksi akibat kontaminasi makanan, tetapi kelainan ini lebih berisiko menyerang seseorang dengan batu empedu atau mengkonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Pankreatitis dapat terjadi secara akut maupun kronis. Jika terjadi secara mendadak dan dapat membaik dalam beberapa minggu, maka sifatnya akut. Namun, apabila tidak segera mendapat penanganan, kelainan ini dapat menetap sampai berbulan-bulan atau bahkan bertahun- tahun. Akibatnya, dapat saja organ pankreas mengalami kerusakan permanen. Tanda dan gejala pankreatitis akut biasanya sering diabaikan, karena mirip dengan gejala gastritis akut.

Kanker pankreas, merupakan penyakit yang membahayakan nyawa, sebab gejala awalnya yang tidak terlihat jelas. Mayoritas pengidap kanker ini tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga kanker baru terdeteksi ketika sudah berada pada stadium lanjut yang lebih parah. Sampai sekarang, penyebab kanker pankreas masih belum jelas. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami penyakit ini, seperti genetik, adanya riwayat penyakit kencing manis dan pankreatitis kronis, obesitas, dan kebiasaan buruk konsumsi minuman beralkohol. Gejala awal kanker pankreas mirip dengan pankreatitis kronis.

Diabetes Melitus, penyakit ini disebabkan tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik karena terjadi resistensi, gangguan produksi, penurunan kualitas insulin atau pun kenaikan glukagon. Akibatnya, kadar gula darah meningkat dan sulit dikendalikan. Apabila tidak segera ditangani atau tidak mendapat penanganan yang benar, akan mengakibatkan pankreas tidak dapat membuat insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sementara itu, pada kondisi resistensi insulin terjadi akibat sistem kekebalan tubuh menyerang sel pankreas yang sehat dan normal yang memproduksi insulin. Kondisi ini mengakibatkan tubuh kesulitan membentuk insulin dan mengendalikan kadar gula darah. Inilah sebabnya, penderita diabetes melitus membutuhkan rangsang perbaikan pankreas agar dapat berfungsi sebagaimana semula dalam memproduksi insulin, baik kualitas mau pun kuantitasnya. Juga memperbaiki kinerja glukagon.

Fibrosis kistik, merupakan penyakit bawaan lahir (genetik) yang membuat paru-paru dan pankreas mengalami kelainan. Kondisi ini dapat memicu banyak gangguan pada pencernaan, pernapasan, dan meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit kencing manis.

Kelainan dan gangguan lain yang umum terjadi pada pankreas adalah tumor dalam berbagai varian.

Kontrol kesehatan secara rutin, menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat dianjurkan untuk menjaga kesehatan pankreas serta  fungsi-fungsi tubuh lainnya. Meningkatkan kinerja pankreas agar kesetimbangan fungsi insulin dan glukagon dalam menjaga kadar gula darah, merupakan proses yang lama. Dalam hal ini, konsumsi herbal yang sesuai dengan kondisi fisik penderita juga butuh waktu yang cukup lama, rata-rata sekitar 2-3 tahun secara rutin. Konsumsi ramuan tusyifa raga minimal 1x per minggu dan tusyifa lara maksimal 2x per minggu untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Konsumsi ramuan tusyifa koguda setelah makan manis/lemak berlebihan serta makan dengan urutan serat-lauk/protein-karbohidrat juga membantu menjaga kesehatan pankreas.