Demam Berdarah Dengue (DBD)
07 November 2024
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti. Penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dan tingkat penyebarannya di Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Lebih banyak terjadi pada awal - awal musim penghujan, meski pada waktu lain juga dapat ditemukan kasusnya.
Penyakit ini disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat, memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki). Nyamuk ini lebih aktif pada pagi hingga sore hari, meskipun kadang - kadang mereka juga menggigit pada malam hari. Mereka lebih sering ditemukan di dalam rumah yang gelap dan sejuk dibandingkan di luar rumah yang panas. Setelah digigit, virus yang masuk akan menimbulkan gejala berupa panas antara 4-10 hari dengan rata - rata 7 hari.
Faktor risiko seseorang terkena demam berdarah dengue antara lain tinggal di daerah tropis dan subtropis. Daerah yang berisiko meliputi Asia Tenggara, pulau-pulau di Pasifik Darat, Amerika Latin, dan Afrika. Riwayat terinfeksi virus dengue sebelumnya juga meningkatkan risiko mengalami gejala yang lebih parah ketika terkena DBD. Usia di bawah 15 tahun juga memiliki risiko lebih tinggi terkena demam dengue dan demam berdarah dengue.
Gejala utama penyakit DBD berupa demam mendadak yang tinggi (hingga 39°C). Virus dengue menginvasi/ masuk ke sel leukosit (sel darah putih) dan sel megakariosit (sel yang akan menua dan pecah menjadi trombosit) serta melakukan replikasi untuk memperbanyak jumlah virus. Demam ini akan berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Gejala yang biasanya mengikuti adalah nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, mual, muntah, gusi berdarah, mimisan, timbul bintik- bintik merah pada kulit, muntah darah, dan buang air besar berwarna hitam. Pada fase kritis penyakit ini, suhu tubuh menurun dan tubuh terasa dingin, sehingga penderita mungkin merasa seperti sudah sembuh.
Namun, pada fase ini perlu waspada karena dapat terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.
Diagnosis DBD ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium darah. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat adanya tanda-tanda klinis seperti demam tinggi dan adanya tanda kebocoran plasma. Tes tourniquet dapat dilakukan untuk melihat adanya petechiae (bintik-bintik merah kecil) di bagian dalam lengan. Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat jumlah sel darah putih (akan turun), sel darah merah, trombosit (akan turun). Lebih baik lagi dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi antigen virus dengue dan antibodi.
Pengobatan DBD adalah dengan memperbanyak konsumsi cairan sebagai upaya mencegah dehidrasi, baik melalui cairan oral maupun melalui cairan intravena (di rumah sakit). Pasien disarankan istirahat total dan melakukan kompres pada tubuh untuk membantu mengatasi demam. Obat simptomatik seperti penurun panas (misal parasetamol) dan obat antimual dapat diberikan untuk meredakan gejala.
Pencegahan DBD yang dapat dilakukan adalah menguras tempat penampungan air, menutup wadah- wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas, menjaga kebersihan rumah, menggunakan lotion atau obat nyamuk, melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan kawat nyamuk pada ventilasi rumah, dan mengenakan pakaian tertutup serta pakaian berwarna terang. Vaksinasi dengue juga dapat dilakukan pada anak-anak berusia 9 -16 tabun.
Komplikasi DBD yang perlu diwaspadai adalah mimisan, gusi berdarah, perdarahan di bawah kulit, muntah berwarna hitam, batuk darah, feses berwarna hitam, tekanan darah menurun, denyut nadi lemah, tubuh terasa dingin, frekuensi buang air kecil menurun, jumlah urine sedikit, sesak napas, penurunan kesadaran, dan dapat berujung pada Dengue Shock Syndrome (DSS) yang dapat menyebabkan kematian.
Anjuran: jika mengalami demam sebaiknya perbanyak konsumsi minum. Dapat ditambahkan konsumsi ramuan Tusyifa 131 sehari 2-6 gelas, atau Tusyifa Raga 2-3 gelas, atau Tusyifa Abato 1-2 gelas. Tambahkan konsumsi jus jambu merah segelas per hari. Tambahkan sedikit garam dalam minuman - minuman tersebut, seperti membuat oralit. Jika dalam waktu 3 hari demam tidak menurun dan mengalami gangguan aktivitas, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter dan melakukan pemeriksaan darah. Agar mendapat penanganan lebih lanjut.